Rata-rata Kemampuan PAD Biayai Pembangunan Daerah Masih Rendah


Kecilnya perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD, membatasi kemampuan untuk membiayai belanja pembangunan daerah. Berdasarkan hasil analisis Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Nusa Tenggara Barat, rata-rata proyeksi kemampuan PAD Kabupaten/Kota se-NTB membiayai pembangunan daerah pada tahun 2013 hanya 6,98% (membandingkan PAD terhadap Belanja daerah). Kemampuan PAD Kota Bima paling rendah dari 10 kab/kota se-NTB, hanya 3,2%, angka ini jauh lebih kecil dari persentase rata-rata. Dan terdapat 4 kab/kota dengan kemampuan PAD di atas rata-rata, masing-masing yaitu Kabupaten Lombok Barat (12,7%) dan Kota Mataram (9,4%), Kabupaten Sumbawa (7,8%), dan Kabupaten Lombok Utara (7,04%). Ini membuktikan bahwa ketergantungan Kab/Kota terhadap dana transfer sangat tinggi, rata-rata 81%.


“Rendahnya jumlah penerimaan dan kemampuan PAD setiap tahun mengindikasikan rendahnya kemampuan dan kinerja pemerintah daerah dalam menggali sumber keuangan yang bersumber dari potensi daerah masing-masing,” kata Peneliti FITRA NTB, Ramli.  Terhadap kondisi ini diperlukan kebijakan inovatif meningkatkan PAD, tentunya dengan tidak mengorbankan masyarakat miskin, misalnya dengan meningkatkan promosi investasi daerah, meningkatkan kinerja BUMD, pendayagunaan asset-aset daerah dan mengevaluasi kinerja perolehan pajak dan retribusi daerah; apakah potensi yang ada sudah maksimal digarap atau ada potensi pajak yang disembunyikan atau dalam bahasa lain ‘sengaja ditarget rendah’ dari potensi yang sebenarnya (mark down revenue).

 

About FITRA NTB

FITRA NTB adalah organisasi nonpemerintah (NGO) yang inklusif, berpihak pada rakyat, sensitif jender dan independen. Didirikan oleh sekelompok tokoh muda NTB dan memiliki jaringan di seluruh kabupaten/kota se-NTB dan jaringan secara nasional di provinsi se-Indonesia..
    Blogger Comment
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Baris Video